Journal of Mine ...

kita sudah tak saling bersua, entah setahun, 2 tahun, entah lah yang jelas lebih dari 3 liburan aku tak bertemu denganmu,
kuingat dulu, saatku berumur 18 tahun, disebelah kamarmu diam2 kumengagumimu, bahkan saat kamu memaki-maki gamemu tengah malam itu,
ya mungkin itu terakhir kalinya kita bertemu, sebelum kamu hilang, dan memulai lembaran baru dihidupmu, hijrah ke kota dimana masa lalumu dan masa laluku terkubur, meski tidak sedikit pun berhubungan.

sekitar 2 tahun, dengan jarak 924 km (oke ini jarak malang-depok, mungkin harus bertambah beberapa km lagi untuk benar-benar sampai ke kotamu), wajar jika kuingin merecharge memoriku dengan wajahmu, bahkan aku mulai lupa senyummu, samar tertutup jejak-jejak pendatang. Tapi wajah itu selalu mempunyai tempat di amydalaku, meski samar.

mungkin kita sudah tak lagi berbicara, sejak kukecup keningmu 13 tahun yang lalu, oh maaf aku salah, kita tetap berbicara, bicara dalam diam. Dan masih meskipun kamu begitu abstrak, keberadaanmu begitu samar, kamu tetap the most played dalam lamunanku.

kutau kusalah, saat ada rasa ingin memilikimu, rasa ingin lebih dari seharusnya, salah, jelas kutahu, beruntunglah mekanisme sublimasi ini membantuku, sebagai gantinya kamu harus rela menjadi objek sasaran utama tulisan cengengku, panduan kedua dalam mencari cowok yang baik setelah bapakku, setidaknya 2 hal ini diterima masyarakat, bukan?

saat ini, kuingin melihat senyum itu lagi, setidaknya niatan itu cukup menuntutku backpackeran ke kotamu, tapi tentu aku juga cukup waras untuk tidak melakukannya. Setidaknya yang bisa kulakukan saat ini, datang sebuah keajaiban, melintasi jarak lebih dari 924 km, kau ada di depan pagar rumahku, dengan alasan bosan, setidaknya kamu pernah melakukan ini, bukan?

to : my big ***
from : your little ***
:)